Selasa, 14 November 2017



LK-KK J. Ped. KP 02
LEMBAR KERJA

Kegiatan
:
Melakukan Evaluasi Pembelajaran
Waktu
:
3 X  45 menit
Bahan
:
220GG00J Pengembangan Potensi, Modifikasi materi Pembelajaran dan Profesionalisme Guru
Tujuan
:
Menguasai Evaluasi Pembelajaran
Skenario Kegiatan
:
1.    Siapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi
2.    Pilih salah satu materi dalam pembelajaran PJOK
3.    Susunlah tujuan pembelajaran pada materi tersebut 



No
Pertanyaan
Jawaban
1.
Apa perbedaan konsep evaluasi dengan konsep assessment ditinjau dari dua model pembelajaran, yaitu: model atau pendekatan konvensional yang memperhatikan pada hasil pembelajaran (product) dan model atau pendekatan tematik integrative yang lebih menekankan pada proses pembelajaran (process)? Pembahasannya harus Anda fokuskan pada esensi penilaian sebagai proses pengumpulan informasi untuk memberi umpan balik kepada guru dan penilaian sebagai upaya menentukan status capaian belajar anak. Tambahkan lah contoh-contoh yang Anda alami di lapangan!
Assessment autentic menghendaki siswa untuk membangun sesuatu secara mandiri daripada memilih respon terhadap stimulus akademik.
Asesment otentik lebih mengarah pada pengukuran kompetensi  dibanding dengan kepribadian.
Penilaian otentik adalah bentuk asesmen yang dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan tugas-tugas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Siswa diminta untuk mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan mereka atau kemampuan (kompetensi) di dalam situasi apapun yang sesuai dengan yang mereka hadapi.
Dengan dukungan kebijakan untuk mengarahkan sekolah-sekolah unggul menerapkan standar penilaian otentik yang disinergikan dengan kemajuan penguasaan teknologi informasi sangat terbuka peluang sekolah untuk lebih kompetitif dalam mempromosikan hasil belajar dalam bentuk produk intelektual yang kreatif dalam bentuk teks, gambar, hitungan, peta konsep, video, garis waktu yang menggambarkan perkembangan. Lebih dari itu, sekolah selalu akan bergerak dari hasil terbaik yang telah dicapai sebelumnya. Produk belajar siswa pada setiap tahun dan jenjang disimpan baik sebagai sistem informasi sekolah yang terbuka untuk diapresiasi public
Menanya
a.          Secara bergantian saling bertanya tentang keterampilan gerak Loncat kangkang dan roll depan, misalnya : bagaimana cara mempraktekan gerakan Loncat kangkang dan roll depan yang benar.
b.          Secara bergantian saling bertanya tentang manfaat gerak Loncat kangkang dan roll depan bagi tubuh.

Mencoba
a.         Melakukan gerakan Loncat kangkang menggunakan punggung teman  dalam kelompok masing -masing dengan menunjukkan nilai kerjasama,  tanggung jawab, menghargai perbedaan, disiplin, dan toleransi selama bermain.
b.         Melakukan gerakan Loncat kangkang
Lompat kangka :
sikap awal berdiri tegak, satu teman dalam posisi membungkuk, Berdirilah beberapa meter di belakang teman yang membungkuk, kedua tangan diangkat, lurus dengan bahu, badan diturunkan, Mulailah berlari kecil ke arah temanmu yang membungkuk, Saat posisi tepat dengan teman yang membungkuk, letakkan kedua telapak tangan  di atas punggung teman yang membungkuk, kemudian tolakan kaki dan tangan sehingga badan terangkat, Berat badan ada pada kedua tangan, pendaratan dengan kedua kaki bersama-sama.


Gerakan roll depan :
Sikap awal jongkok di matras. Letakkan kedua telapak tangan pada matras di depan kedua kaki. Angkat pantat sampai posisi badan menungging. Tekuk leher sampai dagu menyentuh dada. Letakkan pundak di matras sambil menekuk kedua lengan.Tolakkan kaki sampai tubuh menggelinding. Sikap akhir jongkok kembali.          

      
c.         Masing-masing kelompok diminta untuk mempraktekan gerakan di atas secara bergantian.
d.         Mendiskusikan bagaimana cara memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan keterampilan gerak Loncat kangkang, roll depan dan membuat  kesimpulannya.
Mengasosiasi/ menalar
a.         Membandingkan hasil pengamatan gambar gerak loncat kangga dengan penampilan gerak langsung.
b.         Menemukan variasi pola gerak loncat dan roll yang paling sesuai untuk kebutuhan sendiri
c.         Menemukan dan menetapkan pola gerak loncat  dan roll yang sesuai untuk kebutuhan individual peserta didik dengan menunjukkan perilaku  kerjasama,  bertanggung jawab, menghargai perbedaan, disiplin, dan toleransi selama bermain.
Mengkomunikasikan
a.         Memberikan saran perbaikan keterampilan kepada teman cara melakukan gerakan Loncat kangkang dan roll depan.
b.         Menunjukkan perilaku menerima masukan dari teman dengan penuh rasa tanggung jawab

a.         Siswa membentuk barisan 2 bersaf
b.         Guru mengulas kembali kegiatan yang sudah dilakukan dan meminta siswa melakukan refleksi dari kegiatan yang baru saja mereka lakukan
c.         Mengajak semua siswa untuk berdoa 

Contoh penilaian sebagai upaya menentukan status capaian belajar anak










2.
Apakah yang dimaksud dengan authentic assessment dan mengapa serta bagaimana model penilaian ini diberlakukan dalam model pembelajaran pendekatan ilmiah dan tematik terpadu dalam kurikulum 2013. Bagaimana kedudukan penilaian otentik dalam Kurikulum 2013 tersebut.?
Penilaian autentik (authentic assesment) adalah suatu proses pengumpulan , pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik (Pusat Kurikulum, 2009)
Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Tujuan penilaian autentik:
(1) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian,
(2) pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan
(3) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif Penilaian autentik mencakup tiga ranah hasil belajar yaitu ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Terminologi autentik merupakan sinonim dari asli, nyata atau sebenarnya, valid, atau reliabel. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda terstandar sekali pun (Kemendikbud, 2013). Atas dasar tersebut, guru dapat mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan remidial harus dilakukan.
Intinya penilaian autentik adalah penilaian kinerja, portofolio, dan penilaian proyek. Penilaian autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat populer untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat juga diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau hasil pembelajaran. Penilaian autentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana belajar tentang subjek.
Penilaian autentik harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya.
Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian autentik merupakan proses asesmen yang melibatkan beberapa bentuk pengukuran kinerja yang mencerminkan belajar siswa, prestasi, motivasi, dan sikap yang sesuai dengan materi pembelajaran.




LK-KK J. Ped. KP 01
LEMBAR KERJA

Kegiatan
:
Mengidentifikasi Konsep Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta Didik secara terperinci.
Waktu
:
3 X  45 menit
Bahan
:
220GD00J Pengembangan Potensi, Modifikasi materi Pembelajaran dan Profesionalisme Guru
Tujuan
:
Mengidentifikasi Konsep Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta Didik
Skenario Kegiatan
:
1.    Siapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi
2.    Pilih salah satu materi dalam pembelajaran PJOK
3.    Susunlah tujuan pembelajaran pada materi tersebut 



No
Pertanyaan
Jawaban
1.
Apakah yang dimaksud dengan kecakapan hidup dan apa hubungannya antara kecakapan hidup dan potensi peserta didik. Apa persamaan antara kecakapan hidup dan potensi Anak. Tambahkanlah contoh-contoh yang Anda dapat pahami dari penjelasan materi pelajaran!
Potensi peserta didik sangat mempengaruhi dalam kecakapan hidup seseorang. maka dalam hal ini semakin tinggi potensi seseorang semakin banyak pula kesempatan yang ia dapat untuk mengembangkan dalam kehidupanya.
Persamaannya menurut saya adalah apabila kita bercakap baik terhadap tindakan yang kita lakukan dan dia lakukan maka itu akan selaras dengan potensi anak yang ingin mencapai suatu keberhasilan baik di bidang akademik dan non akademik.










2.
Apakah yang dimaksud dengan kecakapan hidup dan apa hubungannya antara kecakapan hidup dan potensi peserta didik. Apa persamaan antara kecakapan hidup dan potensi Anak. Tambahkanlah contoh-contoh yang Anda dapat pahami dari penjelasan materi pelajaran!
contoh-contoh penjelasan materi pelajaran
3.
Bagaimana hubungan antara mata pelajaran Penjas dengan kecakapan hidup, dan kecakapan apa sajakah yang dapat dikembangkan melalui penjas dan bagaimana penjelasannya?
Hubungan antara mata pelajaran Penjas dengan kecakapan hidup
kecakapan hidup pada dasarnya dapat dikembangkan melalui penjas, baik itu yang bersifat khusus (specific Life Skills) maupunyang bersifat generik. Penelusuran pada beberapa literatur mengindikasikan bahwa penjas dipandang lebih efektif dan dominan dalam mengembangkan kecakapan generik.
Program Penjas dan Olahraga Untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup
Agar program penjas (intrakurikuler) dan olahraga (ekskul dan klub olahraga) dapat dimanfaatkan sebagai program pengembangan kecakapan hidup, program tersebut harus mengambil keuntungan dari lingkungan olahraga yang terbatasi secara jelas dan menggunakannya sebagai latihan dasar untuk kehidupan (Danish et al., 1996). Para peserta dilatih untuk menggunakan bermacam-macam keterampilan untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang olahraga, baik bersifat fisikal maupun mental, untuk mengenali situasi, baik di dalam maupun di luar kegiatan olahraga yang memerlukan keterampilan-keterampilan itu, dan kemudian menerapkannya dalam setting keolahragaan dan di luar setting keolahragaan.
Tujuan dari program penjas dan olahraga berorientasi kecakapan hidup adalah agar setiap peserta, ketika menyelesaikan programnya, mempunyai pengertian bahwa (a) terdapat banyak orang yang sukses dalam kehidupan nyata yang bisa dijadikan role model; (b) keterampilan-keterampilan fisikal dan mental sangat penting baik untuk kegiatan olahraga maupun untuk kehidupan; (c) adalah penting untuk menetapkan adanya tujuan dalam kegiatan yang dipilih dan berusaha mencapainya; (d) adalah penting untuk bisa menetapkan tujuan dalam hidup dan berusaha mencapainya; dan (e) halangan-halangan untuk mencapai tujuan tersebut selalu dapat diatasi.
Dengan adanya role model dimaksudkan bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses, tinggal bagaimana orang itu menjalaninya. Perlu ditekankan bahwa kesuksesan seseorang tidak tergantung pada siapa dan dari keluarga apa orang itu, melainkan lebih ditentukan oleh bagaimana orang itu menjalankan kehidupannya serta keterampilan apa yang harus dimiliki untuk bisa sukses. Modifikasi dalam hal ini bisa dilakukan dengan model penceritaan (story telling) sebelum atau sesudah pelajaran berlangsung, atau dengan mengumpulkan berita-berita serta riwayat kesuksesan seseorang (historical perspective review of sport heroes) untuk dipelajari dan didiskusikan bersama-sama. Akan lebih disukai jika orang yang dijadikan pokok bahasan adalah orang yang sukses dalam bidang olahraga. Selanjutnya dibahas bahwa untuk mencapai suatu sukses, sesorang perlu menguasai beberapa keterampilan yang diperlukan, baik itu keterampilan fisik maupun keterampilan mental. Keterampilan-keterampilan yang dipelajari dalam olahraga pada dasarnya merupakan keterampilan fisik yang perlu dikuasai, karena di samping merupakan dasar bagi keterampilan lainnya, hal itu juga merupakan keterampilan yang bisa di transfer pada bidang lain. Dari pengertian tersebut perlu juga ditekankan kesadaran bahwa jika seseorang bisa menguasai keterampilan olahraga, maka iapun akan bisa pula menguasai keterampilan-keterampilan lain di luar bidang olahraga. Di samping itu, pembelajaran keterampilan dalam bidang olahraga pun sekaligus merupakan wahana untuk pembelajaran keterampilan emosi dan mental, di mana keterampilan-keterampilan seperti penguasaan diri, kesabaran, ketabahan, kekuatan mental, serta keyakinan diri bahwa dirinya memiliki kemampuan dapat dikembangkan di dalamnya. Pendeknya, harus disadari bahwa keterampilan fisik maupun mental sangat penting. Pembelajaran dalam bidang olahraga mencakup bidang yang sangat luas sekali, yang tidak mungkin dipelajari semuanya dalam waktu terbatas. Oleh karena itu setiap peserta harus belajar untuk menentukan tujuan-tujuan tertentu yang ingin dipelajari. Pada kesempatan inilah para peserta dilatih untuk menetapkan tujuan-tujuan yang masuk akal baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, serta darinya harus diupayakan untuk berusaha mencapainya.
4.
Bagaimana Anda menjelaskan hubungan antara potensi dan kemampuan gerak serta faktor individual apa saja yang menentukan keberhasilan pembelajaran?
Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya membekali anak dengan berbagai kemampuan dan kecakapan untuk mengatasi persoalan kehidupan dengan baik. Pendidikan juga mulai bermetamorfosa menjadi formal dan bidang keilmuan diterjemahkan menjadi mata pelajarant di sekolah. Walaupun demikian sebenarnya tujuan pendidikan tetap saja sama, yaitu agar peserta didik mampu memecahkan dan mengatasi permasalahan kehidupan yang dihadapi, dengan cara lebih baik dan lebih cepat, karena sudah dijelaskan secara keilmuan. Kecakapan hidup berkembang dari yang namanya potensi yang dikembangkan dan diarahkan sedemikian rupa oleh berbagai aktor pendidikan sehingga anak menguasai berbagai kompetensi untuk bisa hidup mandiri dan efektif. Kecakapan hidup tersebut meliputi kecakapan generik dan kecakapan spesifik.
5.
Kecakapan apa sajakah yang termasuk ke dalam kecakapan generik? Sebutkan beberapa kecakapan tersebut dan bagaimana upaya pengembangannya dapat dilakukan dalam pembelajaran Penjas?
Kecakapan/ Keterampilan generik
Keterampilan generic merupakan kemampuan dasar dalam belajar dan hidup. Keterampilan tersebut meliputi kecakapan kolaborasi, kecakapan berkomunikasi, kreativitas, berpikirkritis, kecakapan dalam teknologi informasi, kecakapan numeric, kecakapan memecahkan masalah, kecakapan manajemen diri, serta kecakapan belajar. Kecakapan tersesebut dapat ditransfer pada konteks pembelajaran yang berbeda.
Pendidikan jasmani berkonsentrasi terutama pada empat kecakapan pertama, di samping pada pengembangan apresiasi estetis. Guru dapat menciptakan lingkungan yang sesuai dalam aktivitas pembelajaran dan pengajaran sehari-hari serta menumbuhkan kecakapan tersebut pada diri siswa. Pengembangan keterampilan generic dalam Pendidikan Jasmani dapat diilustrasikan sebagai berikut:
1.    Kecakapan Bekerjasama (Kolaborasi)
Pemecahan masalah, perencanaan dan pembuatan keputusan dalam kelompok kecil memerlukan kecakapan kolaborasi, yaitu, kecakapan dalam hal mendengarkan, menghargai, berkomunikasi, bernegosiasi, membuat kompromi, ketegasan kepemimpinan, membuat penilaian, serta mempengaruhi dan memotivasi orang lain. Siswa dengan kecakapan ini akan dapat terlibat secara efektif dalam tugas dan kerja-kelompok serta bekerja dengan anak lain. Pada tahap berikutnya, siswa akan dapat membentuk hubungan yang saling menguntungkan.
2. Kecakapan Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dan berlangsung terus menerus di mana dua atau lebih orang berinteraksi untuk mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan. Dalam mempelajari cara berkomunikasi yang efektif, siswa harus belajar berbicara, mendengar, membaca serta menulis secara efektif disesuaikan dengan siapa dia berhadapan. Mereka harus belajar memilih alat yang paling efektif untuk menyampaikan suatu pesan sesuai dengan tujuan dan konteks komunikasinya. Mereka harus menggunakan informasi yang tepat dan relevan serta mengaturnya secara sistematis dan logis untuk audiens yang dihadapi. Mereka juga harus mengevaluasi keefektifan komunikasi mereka serta mengidentifikasi langkah-langkah perbaikannya.
3. Kreativitas
Kreativitas adalah konsep yang penting tetapi nbersifat abstrak. Konsep ini sudah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda. Beberapa pihak mendefinisikannya sebagai suatu kemampuan untuk menghasilkan gagasan yang orisinil dalam menghadapi persoalan.; sedangkan yang lain melihatnya sebagai suatu proses. Namun demikian, kreativitas tetap dipandang sebagai suatu kualitas kepribadian juga. Kreativitas merupakan suatu konstruk yang kompleks dan multimuka. Dalam diri individu, perilaku kreatif dipandang sebagai hasil dari suatu kecakapan kognitif yang kompleks, factor kepribadian, motivasi, strategi, dan kecakapan metakognitif.
4.    Kecakapan Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah proses penarikan makna dari data atau pernyataan yang diberikan. Hal tersebut berkaitan dengan ketepatan dari pernyataan yang diberikan. Tujuannya adalah untuk menciptakan dan menilai argumen. Berpikir kritis adalah mempertanyakan dan membuktikan penilaian yang kita buat, apakah harus dipercaya atau tidak.
5. Kecakapan dalam Teknologi Informasi
Kecakapan dalam teknologi informasi meliputi kemampuan untuk menggunakan TI tersebut untuk mencari, menyerap, menganbalisis, mengolah, serta menyajikan informasi secara kritis dan cerdas. Di samping itu, TI akan memotvasi dn memberdayakan para siswa untuk belajar pada tingkat kemampuan dan kecepatan mereka sendiri danmembantu mereka mengembangkan pembelajaran mandiri, yang akan bermanfaat dalam hidup mereka.
6. Kecakapan Numerik
Kecakapan Numerik mencakup kemampuan untuk menampilkan penghitungan dasar, dengan menggunakan konsep matematik dasar dalam situasi praktis, membuat perkiraan yang masuk akal, memahami makna grafik, table dan konsep bilangan dalam bahasa, mengolah data, menangani uang dan menginventarisir barang.
7. Kecakapan Memecahkan Masalah
Pemecahan masalah meliputi penggunaan keterampilan berfikir untuk memecahkan masalah atau kesulitan. Proses demikian mempersatukan fakta tentang permasalahannya dan menetapkan jalan tindakan terbaik.
8. Kecakapan Pengelolaan Diri
Kecakapan pengelolaan diri merupakan hal penting untuk membangun self esteem dan untuk penyelesaian tujuan. Siswa yang telah menguasai kecakapan pengelolaan diri memahami perasaan mereka sendiri dan mempertahankan keseimbangan emosinya. Mereka bersifat positif dan proaktif terhadap tugas. Mereka mampu menetapkan tujuan yang tepat, membuat rencana dan berinisiatif melakukan aksi untuk mencapainya. Mereka mengatur waktu, uang dan sumber lainnya. Mereka dapat menahan tekanan (stress) dan menerima ketidakpastian.
9. Kecakapan Belajar
Kecakapan belajar membantu meningkatkan keefektifan dan efisiensi dalam belajar. Kecakapan ini memperkuat kebiasaan belajar, kemampuan dan sikap yang mendukung pembelajaran seumur hidup.
10. Nilai dan Sikap
Nilai dan sikap positif merupakan hal penting dalam perkembangan manusia yang seutuhnya. Hal itu menjadi semacam dasar untuk pembelajaran sepanjang hayat. Meskiupun tidak bersifat komprehensif, pembelajaran yang difokuskan pada pengembangan nilai dan sikap dalam pelajaran Penjas
6.
Bagaimana Anda memahami arti dari motivasi dan peranannya dalam keberhasilan pembelajaran. Bagaimana pula cara yang tepat untuk membangkitkan motivasi dalam pembelajaran Penjas? Jelaskan pula bagaimana program sekolah terkait dengan kompetisi antar kelas dan antar sekolah dapat diluncurkan untuk mendukung potensi dan aktualisasi peserta didik?
motivasi dan peranannya dalam keberhasilan pembelajaran
Siapapun yang pernah mengajar seseorang tentang satu hal pasti akan menyadari bahwa bahan dasar yang menentukan pembelajaran yang baik adalah motivasi anak atau yang sedang belajar. Orang yang memiliki motivasi tinggi, biasanya akan melakukan upaya yang cukup besar, lebih sadar dalam dan selama proses belajar, serta bersedia untuk berlatih atau belajar dalam waktu yang lebih lama. Individu yang tidak termotivasi untuk belajar tidak akan
Sekolah seharusnya mampu membangkitkan sebuah dorongan untuk terbangunnya iklim berolahraga di sekolah. Satu kenyataan bahwa sekolah kita, khususnya di sekolah menengah pertama , iklim itu sudah mulai hilang, padahal iklim tersebut di jaman dulu sudah terkembangkan dengan baik. Iklim tersebut adalah iklim kompetisi olahraga sekolah, dari mulai kompetisi antar kelas (Class Meeting), hingga kompetisi antar sekolah (Schools Meeting). Kompetisi seharusnya mnjadi program sekolah dan merupakan kewajiban bagi semua sekolah, untuk minimal menyelenggarakan kompetisi antar kelas di lingkungan sekolah tersebut, atau lajim di sebut program intramural. Bahkan kalau mungkin sekolah yang bersangkutan mampu  (menciptakan) menyelenggarakan program kompetisi ekstramular (antar sekolah) dengan bekerja sama dengan sekolah lain yang bertetangga atau dalam satu wilayah di sebuah kota. Tidak perlu melibatkan banyak sekolah, dua atau tiga sekolah yan
A.   Kompetisi Antar Kelas
Dalam konteks pembinaan jiwa bertanding dan pengembangan nilai-nilai sportivitas, di sekolah menengah pertama  perlu sekali dikembangkan apa yang disebut Kompetisi Antar Kelas. Namun dalam kaitan ini, kompetisi ini bukan hanya mempertandingkan sekolah-sekolah yang memiliki kelas olahraga (lihat uraian berikutnya tentang Kelas Olahraga), tetapi melibatkan sekolah-sekolah yang memiliki program ekskul olahraga. Bagi peserta didik dari Kelas Olahraga, kompetisi semacam ini diperlukan untuk membangkitkan rasa kebanggaan mereka, agar secara luas, mereka dikenal sebagai anggota kelas olahraga yang ada di sekolah itu. Sedangkan bagi peserta didik yang non-kelas olahraga, keterlibatan mereka akan menjadi semacam pendorong semangat untuk berkenalan dan mengetahui keberhasilan program ekstra kurikuler olahraga di sekolah mereka. 
B.   Kompetisi Antar Sekolah
Kompetisi antar sekolah sebenarnya merupakan perluasan dari kompetisi antar kelas yang terjadi di lingkungan sekolah masing-masing. Panitia untuk kompetisi antar sekolah ini adalah hendaknya dibentuk oleh disdik kota/kabupaten dibantu oleh guru-guru PJOK dari setiap sekolah. Tetapi jika memungkinkan, kompetisi antar sekolah ini dibatasi hanya untuk setiap kecamatan terlebih dahulu. Karena jumlah SD  di satu kecamatan biasanya tidak terlalu banyak, maka kompetisi antar sekolah benar-benar melibatkan semua sekolah yang ada di lingkungan kecamatan tersebut. Adapun jenis kompetisi dan jumlah cabor yang diprogramkan tentu perlu dipertimbangkan dengan melihat jumlah sekolah yang ada (tentu berbeda-beda jumlahnya a


LK-KK J. Ped. KP 02 LEMBAR KERJA Kegiatan : Melakukan Evaluasi ...