LK-KK J. Ped. KP 01
|
Kegiatan
|
:
|
Mengidentifikasi Konsep
Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri Peserta Didik secara terperinci.
|
Waktu
|
:
|
3 X
45 menit
|
Bahan
|
:
|
220GD00J Pengembangan Potensi, Modifikasi
materi Pembelajaran dan Profesionalisme Guru
|
Tujuan
|
:
|
Mengidentifikasi
Konsep Pengembangan Potensi dan Aktualisasi Diri
Peserta Didik
|
Skenario Kegiatan
|
:
|
1. Siapkan bahan bacaan dan buku sumber
sesuai materi
2.
Pilih salah satu materi dalam pembelajaran PJOK
3.
Susunlah tujuan pembelajaran pada materi tersebut
|
No
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1.
|
Apakah yang dimaksud dengan kecakapan hidup dan
apa hubungannya antara kecakapan hidup dan potensi peserta didik. Apa
persamaan antara kecakapan hidup dan potensi Anak. Tambahkanlah contoh-contoh
yang Anda dapat pahami dari penjelasan materi pelajaran!
|
Potensi peserta didik sangat mempengaruhi dalam
kecakapan hidup seseorang. maka dalam hal ini semakin tinggi potensi
seseorang semakin banyak pula kesempatan yang ia dapat untuk mengembangkan
dalam kehidupanya.
Persamaannya menurut saya adalah
apabila kita bercakap baik terhadap tindakan yang kita lakukan dan dia
lakukan maka itu akan selaras dengan potensi anak yang ingin mencapai suatu
keberhasilan baik di bidang akademik dan non akademik.
|
2.
|
Apakah yang
dimaksud dengan kecakapan hidup dan apa hubungannya antara kecakapan hidup
dan potensi peserta didik. Apa persamaan antara kecakapan hidup dan potensi
Anak. Tambahkanlah contoh-contoh yang Anda dapat pahami dari penjelasan
materi pelajaran!
|
contoh-contoh
penjelasan materi pelajaran
|
3.
|
Bagaimana
hubungan antara mata pelajaran Penjas dengan kecakapan hidup, dan kecakapan
apa sajakah yang dapat dikembangkan melalui penjas dan bagaimana
penjelasannya?
|
Hubungan antara
mata pelajaran Penjas dengan kecakapan hidup
kecakapan hidup pada dasarnya dapat
dikembangkan melalui penjas, baik itu yang bersifat khusus (specific Life
Skills) maupunyang bersifat generik. Penelusuran pada beberapa literatur
mengindikasikan bahwa penjas dipandang lebih efektif dan dominan dalam
mengembangkan kecakapan generik.
Program Penjas dan
Olahraga Untuk Mengembangkan Kecakapan Hidup
Agar program penjas
(intrakurikuler) dan olahraga (ekskul dan klub olahraga) dapat dimanfaatkan
sebagai program pengembangan kecakapan hidup, program tersebut harus
mengambil keuntungan dari lingkungan olahraga yang terbatasi secara jelas dan
menggunakannya sebagai latihan dasar untuk kehidupan (Danish et al., 1996).
Para peserta dilatih untuk menggunakan bermacam-macam keterampilan untuk
meningkatkan kemampuan dalam bidang olahraga, baik bersifat fisikal maupun
mental, untuk mengenali situasi, baik di dalam maupun di luar kegiatan
olahraga yang memerlukan keterampilan-keterampilan itu, dan kemudian
menerapkannya dalam setting keolahragaan dan di luar setting keolahragaan.
Tujuan dari program penjas dan
olahraga berorientasi kecakapan hidup adalah agar setiap peserta, ketika
menyelesaikan programnya, mempunyai pengertian bahwa (a) terdapat banyak
orang yang sukses dalam kehidupan nyata yang bisa dijadikan role model; (b) keterampilan-keterampilan
fisikal dan mental sangat penting baik untuk kegiatan olahraga maupun untuk
kehidupan; (c) adalah penting untuk menetapkan adanya tujuan dalam kegiatan
yang dipilih dan berusaha mencapainya; (d) adalah penting untuk bisa menetapkan tujuan dalam
hidup dan berusaha mencapainya; dan (e) halangan-halangan untuk mencapai
tujuan tersebut selalu dapat diatasi.
Dengan
adanya role model dimaksudkan bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang
sama untuk sukses, tinggal bagaimana orang itu menjalaninya. Perlu ditekankan
bahwa kesuksesan seseorang tidak tergantung pada siapa dan dari keluarga apa
orang itu, melainkan lebih ditentukan oleh bagaimana orang itu menjalankan
kehidupannya serta keterampilan apa yang harus dimiliki untuk bisa sukses. Modifikasi
dalam hal ini bisa dilakukan dengan model penceritaan (story telling)
sebelum atau sesudah pelajaran berlangsung, atau dengan mengumpulkan
berita-berita serta riwayat kesuksesan seseorang (historical perspective
review of sport heroes) untuk dipelajari dan didiskusikan bersama-sama.
Akan lebih disukai jika orang yang dijadikan pokok bahasan adalah orang yang
sukses dalam bidang olahraga. Selanjutnya dibahas bahwa untuk mencapai suatu
sukses, sesorang perlu menguasai beberapa keterampilan yang diperlukan, baik
itu keterampilan fisik maupun keterampilan mental. Keterampilan-keterampilan
yang dipelajari dalam olahraga pada dasarnya merupakan keterampilan fisik
yang perlu dikuasai, karena di samping merupakan dasar bagi keterampilan
lainnya, hal itu juga merupakan keterampilan yang bisa di transfer pada
bidang lain. Dari pengertian tersebut perlu juga ditekankan kesadaran bahwa
jika seseorang bisa menguasai keterampilan olahraga, maka iapun akan bisa
pula menguasai keterampilan-keterampilan lain di luar bidang olahraga. Di
samping itu, pembelajaran keterampilan dalam bidang olahraga pun sekaligus
merupakan wahana untuk pembelajaran keterampilan emosi dan mental, di mana
keterampilan-keterampilan seperti penguasaan diri, kesabaran, ketabahan,
kekuatan mental, serta keyakinan diri bahwa dirinya memiliki kemampuan dapat
dikembangkan di dalamnya. Pendeknya, harus disadari bahwa keterampilan fisik
maupun mental sangat penting. Pembelajaran dalam bidang olahraga mencakup
bidang yang sangat luas sekali, yang tidak mungkin dipelajari semuanya dalam
waktu terbatas. Oleh karena itu setiap peserta harus belajar untuk menentukan
tujuan-tujuan tertentu yang ingin dipelajari. Pada kesempatan inilah para
peserta dilatih untuk menetapkan tujuan-tujuan yang masuk akal baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang, serta darinya harus diupayakan untuk
berusaha mencapainya.
|
4.
|
Bagaimana
Anda menjelaskan hubungan antara potensi dan kemampuan gerak serta faktor
individual apa saja yang menentukan keberhasilan pembelajaran?
|
Pendidikan
pada dasarnya merupakan upaya membekali anak dengan berbagai kemampuan dan
kecakapan untuk mengatasi persoalan kehidupan dengan baik. Pendidikan juga
mulai bermetamorfosa menjadi formal dan bidang keilmuan diterjemahkan menjadi
mata pelajarant di sekolah. Walaupun demikian sebenarnya tujuan pendidikan
tetap saja sama, yaitu agar peserta didik mampu memecahkan dan mengatasi
permasalahan kehidupan yang dihadapi, dengan cara lebih baik dan lebih cepat,
karena sudah dijelaskan secara keilmuan. Kecakapan hidup berkembang dari yang namanya potensi
yang dikembangkan dan diarahkan sedemikian rupa oleh berbagai aktor
pendidikan sehingga anak menguasai berbagai kompetensi untuk bisa hidup
mandiri dan efektif. Kecakapan hidup tersebut meliputi kecakapan generik dan
kecakapan spesifik.
|
5.
|
Kecakapan apa
sajakah yang termasuk ke dalam kecakapan generik? Sebutkan beberapa kecakapan
tersebut dan bagaimana upaya pengembangannya dapat dilakukan dalam
pembelajaran Penjas?
|
Kecakapan/ Keterampilan generik
Keterampilan generic merupakan kemampuan dasar dalam belajar
dan hidup. Keterampilan tersebut meliputi kecakapan kolaborasi, kecakapan berkomunikasi,
kreativitas, berpikirkritis, kecakapan dalam teknologi informasi, kecakapan
numeric, kecakapan memecahkan masalah, kecakapan manajemen diri, serta kecakapan
belajar. Kecakapan tersesebut dapat ditransfer pada konteks pembelajaran yang
berbeda.
Pendidikan jasmani
berkonsentrasi terutama pada empat kecakapan pertama, di samping pada
pengembangan apresiasi estetis. Guru dapat menciptakan lingkungan yang sesuai
dalam aktivitas pembelajaran dan pengajaran sehari-hari serta menumbuhkan
kecakapan tersebut pada diri siswa. Pengembangan keterampilan generic dalam
Pendidikan Jasmani dapat diilustrasikan sebagai berikut:
1.
Kecakapan Bekerjasama
(Kolaborasi)
Pemecahan masalah, perencanaan dan
pembuatan keputusan dalam kelompok kecil memerlukan kecakapan kolaborasi,
yaitu, kecakapan dalam hal mendengarkan, menghargai, berkomunikasi,
bernegosiasi, membuat kompromi, ketegasan kepemimpinan, membuat penilaian,
serta mempengaruhi dan memotivasi orang lain. Siswa dengan kecakapan ini akan
dapat terlibat secara efektif dalam tugas dan kerja-kelompok serta bekerja
dengan anak lain. Pada tahap berikutnya, siswa akan dapat membentuk hubungan
yang saling menguntungkan.
2.
Kecakapan Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses yang
dinamis dan berlangsung terus menerus di mana dua atau lebih orang
berinteraksi untuk mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan. Dalam
mempelajari cara berkomunikasi yang efektif, siswa harus belajar berbicara,
mendengar, membaca serta menulis secara efektif disesuaikan dengan siapa dia
berhadapan. Mereka harus belajar memilih alat yang paling efektif untuk
menyampaikan suatu pesan sesuai dengan tujuan dan konteks komunikasinya.
Mereka harus menggunakan informasi yang tepat dan relevan serta mengaturnya
secara sistematis dan logis untuk audiens yang dihadapi. Mereka juga harus
mengevaluasi keefektifan komunikasi mereka serta mengidentifikasi
langkah-langkah perbaikannya.
3.
Kreativitas
Kreativitas adalah konsep yang
penting tetapi nbersifat abstrak. Konsep ini sudah didefinisikan dengan
berbagai cara yang berbeda. Beberapa pihak mendefinisikannya sebagai suatu
kemampuan untuk menghasilkan gagasan yang orisinil dalam menghadapi
persoalan.; sedangkan yang lain melihatnya sebagai suatu proses. Namun
demikian, kreativitas tetap dipandang sebagai suatu kualitas kepribadian
juga. Kreativitas merupakan suatu konstruk yang kompleks dan multimuka. Dalam
diri individu, perilaku kreatif dipandang sebagai hasil dari suatu kecakapan
kognitif yang kompleks, factor kepribadian, motivasi, strategi, dan kecakapan
metakognitif.
4.
Kecakapan Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah proses
penarikan makna dari data atau pernyataan yang diberikan. Hal tersebut
berkaitan dengan ketepatan dari pernyataan yang diberikan. Tujuannya adalah
untuk menciptakan dan menilai argumen. Berpikir kritis adalah mempertanyakan
dan membuktikan penilaian yang kita buat, apakah harus dipercaya atau tidak.
5.
Kecakapan dalam Teknologi Informasi
Kecakapan dalam teknologi informasi
meliputi kemampuan untuk menggunakan TI tersebut untuk mencari, menyerap,
menganbalisis, mengolah, serta menyajikan informasi secara kritis dan cerdas.
Di samping itu, TI akan memotvasi dn memberdayakan para siswa untuk belajar
pada tingkat kemampuan dan kecepatan mereka sendiri danmembantu mereka
mengembangkan pembelajaran mandiri, yang akan bermanfaat dalam hidup mereka.
6.
Kecakapan Numerik
Kecakapan Numerik mencakup kemampuan
untuk menampilkan penghitungan dasar, dengan menggunakan konsep matematik
dasar dalam situasi praktis, membuat perkiraan yang masuk akal, memahami
makna grafik, table dan konsep bilangan dalam bahasa, mengolah data,
menangani uang dan menginventarisir barang.
7.
Kecakapan Memecahkan Masalah
Pemecahan masalah meliputi
penggunaan keterampilan berfikir untuk memecahkan masalah atau kesulitan.
Proses demikian mempersatukan fakta tentang permasalahannya dan menetapkan
jalan tindakan terbaik.
8.
Kecakapan Pengelolaan Diri
Kecakapan pengelolaan diri merupakan
hal penting untuk membangun self esteem dan untuk penyelesaian tujuan. Siswa
yang telah menguasai kecakapan pengelolaan diri memahami perasaan mereka
sendiri dan mempertahankan keseimbangan emosinya. Mereka bersifat positif dan
proaktif terhadap tugas. Mereka mampu menetapkan tujuan yang tepat, membuat
rencana dan berinisiatif melakukan aksi untuk mencapainya. Mereka mengatur
waktu, uang dan sumber lainnya. Mereka dapat menahan tekanan (stress) dan
menerima ketidakpastian.
9.
Kecakapan Belajar
Kecakapan belajar membantu
meningkatkan keefektifan dan efisiensi dalam belajar. Kecakapan ini
memperkuat kebiasaan belajar, kemampuan dan sikap yang mendukung pembelajaran
seumur hidup.
10.
Nilai dan Sikap
Nilai dan sikap positif merupakan
hal penting dalam perkembangan manusia yang seutuhnya. Hal itu menjadi
semacam dasar untuk pembelajaran sepanjang hayat. Meskiupun tidak bersifat
komprehensif, pembelajaran yang difokuskan pada pengembangan nilai dan sikap
dalam pelajaran Penjas
|
6.
|
Bagaimana
Anda memahami arti dari motivasi dan peranannya dalam keberhasilan
pembelajaran. Bagaimana pula cara yang tepat untuk membangkitkan motivasi
dalam pembelajaran Penjas? Jelaskan pula bagaimana program sekolah terkait
dengan kompetisi antar kelas dan antar sekolah dapat diluncurkan untuk
mendukung potensi dan aktualisasi peserta didik?
|
motivasi dan peranannya dalam keberhasilan
pembelajaran
Siapapun yang
pernah mengajar seseorang tentang satu hal pasti akan menyadari bahwa bahan
dasar yang menentukan pembelajaran yang baik adalah motivasi anak atau yang
sedang belajar. Orang yang memiliki motivasi tinggi, biasanya akan melakukan
upaya yang cukup besar, lebih sadar dalam dan selama proses belajar, serta
bersedia untuk berlatih atau belajar dalam waktu yang lebih lama. Individu
yang tidak termotivasi untuk belajar tidak akan
Sekolah
seharusnya mampu membangkitkan sebuah dorongan untuk terbangunnya iklim
berolahraga di sekolah. Satu kenyataan bahwa sekolah kita, khususnya di
sekolah menengah pertama , iklim itu sudah mulai hilang, padahal iklim
tersebut di jaman dulu sudah terkembangkan dengan baik. Iklim tersebut adalah
iklim kompetisi olahraga sekolah, dari mulai kompetisi antar kelas (Class
Meeting), hingga kompetisi antar sekolah (Schools Meeting). Kompetisi
seharusnya mnjadi program sekolah dan merupakan kewajiban bagi semua sekolah,
untuk minimal menyelenggarakan kompetisi antar kelas di lingkungan sekolah
tersebut, atau lajim di sebut program intramural. Bahkan kalau mungkin
sekolah yang bersangkutan mampu
(menciptakan) menyelenggarakan program kompetisi ekstramular (antar
sekolah) dengan bekerja sama dengan sekolah lain yang bertetangga atau dalam
satu wilayah di sebuah kota. Tidak perlu melibatkan banyak sekolah, dua atau
tiga sekolah yan
A. Kompetisi Antar Kelas
Dalam konteks pembinaan jiwa bertanding dan
pengembangan nilai-nilai sportivitas, di sekolah menengah pertama perlu sekali dikembangkan apa yang disebut
Kompetisi Antar Kelas. Namun dalam kaitan ini, kompetisi ini bukan hanya
mempertandingkan sekolah-sekolah yang memiliki kelas olahraga (lihat uraian
berikutnya tentang Kelas Olahraga), tetapi melibatkan sekolah-sekolah yang
memiliki program ekskul olahraga. Bagi peserta didik dari Kelas Olahraga,
kompetisi semacam ini diperlukan untuk membangkitkan rasa kebanggaan mereka,
agar secara luas, mereka dikenal sebagai anggota kelas olahraga yang ada di
sekolah itu. Sedangkan bagi peserta didik yang non-kelas olahraga,
keterlibatan mereka akan menjadi semacam pendorong semangat untuk berkenalan
dan mengetahui keberhasilan program ekstra kurikuler olahraga di sekolah
mereka.
B. Kompetisi Antar Sekolah
Kompetisi
antar sekolah sebenarnya merupakan perluasan dari kompetisi antar kelas yang
terjadi di lingkungan sekolah masing-masing. Panitia untuk kompetisi antar
sekolah ini adalah hendaknya dibentuk oleh disdik kota/kabupaten dibantu oleh
guru-guru PJOK dari setiap sekolah. Tetapi jika memungkinkan, kompetisi antar
sekolah ini dibatasi hanya untuk setiap kecamatan terlebih dahulu. Karena
jumlah SD di satu kecamatan biasanya
tidak terlalu banyak, maka kompetisi antar sekolah benar-benar melibatkan
semua sekolah yang ada di lingkungan kecamatan tersebut. Adapun jenis
kompetisi dan jumlah cabor yang diprogramkan tentu perlu dipertimbangkan
dengan melihat jumlah sekolah yang ada (tentu berbeda-beda jumlahnya a
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar